
Resmi Menjadi Pahlawan Nasional, Bambu Runcing Dipancangkan Di Pusara Kh Muhyiddin
SUBANG - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil hadir dalam pemancangan bambu runcing diatas pusara KH Muhyidin, pendiri pesantren Pagelaran Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang. Pemancangan bambu runcing diatas pusara KH Muhyiddin (1879-1973 ) sebagai tanda secara resmi beliau ditasbihkan sebagai pahlawan nasional oleh negara disaksikan langsung oleh cucu sang pahlawan yang kini menjadi gubernur Jabar.
Kerabat KH Muhyiddin, yakni KH. Banin Muhyiddin dalam sambutanya mengatakan terimakasih kepada semua pihak yang terus membantu upaya penetapanya senagaibpahlawan nasional.
"Semoga ini menjadi penyemangat kepada semua keturunanya, murid, jamaah dan masyarakat umum," ujarnya, Rabu (11/11/2020).
Menurutnya, KH Muhyiddin jarang bercerita tentang masa perang kemerdekaan kepada anak dan cucunya. Menurutnya perjuangan yang dilaksanakan sejak tahun 1945 hingga 1948 adalah karena keikhlasan dan tidak berharap penghargaan.
"Sejarah singkat sudah dituangkan dalam buku yang ditulis Yayasan masyarakat sejarah Indonesia. Mulai dari kelahiran di Garut hingga wafat di Pagelaran Subang ini," ujarnya.
Ridwan Kamil nampak terisak haru saat memberikan sambutan. Ia adalah salah satu cucu dari KH. Muhyidin dan cukup dekat saat masih kecil.
"Saya tidak mangpang mengpeng jadi gubernur lalu mengusulkan kakek saya menjadi pahlawan, tidak boleh. Tapi kalau ada organisasi yang mengusulkan maka tentu akan mendukung, sebab ini memang hak beliau," ujarnya.
Ridwan bercerita semasa kecil saat dilahirkan dan diberikan nama, semua anak dan cucu akan datang untuk didoakan. Beberapa diantaranya nama harus diubah sesuai petuah sang kakek. Namun dirinya tetap menggunakan nama yang disematkan orang tua karena tidak ada koreksi dari sang kakek.
"Alhamdulillah nama saya sesuai dan bakal menjadi sukses dimasa depan, kata kakek saya," jelasnya.
"Petuah beliau, harus iklas apa pun dengan yang terjadi dan selalu menghindari konflik, utamakan bermasalah. Inilah yang terus saya bawa dalam kehidupan saya," tegasnya.
Sosok KH Muhyidin merupakan salah satu pejuang dan dianggap berpengaruh dalam upaya kemerdekaan Indonesia. Sejauh ini tak banyak dari luar Subang dan Jawa Barat yang mengenal sosok ini. Literasi tentang KH Muhyidin pun sangat minim. Alhasil sejarah kepahlawannya sulit ditelusuri.
Meski demikian, di sejumlah kalangan sejarawan Jawa Barat, sosok KH Muhyidin cukup dikenal. Musababnya, dia adalah salah satu pemimpin yang ikut serta melakukan penyerangan kepada Sekutu di Bandung Utara pada masa penjajahan.
Tidak hanya bergabung dengan Hizbullah, KH Muhyidin pun menjadikan pesantren Pagelaran I (Tanjung Siang) sebagai markas pelatihan dan penggemblengan mental bagi para pejuang.
Salah satu bentuk perjuangan lain KH Muhyidin yakni ketika tentara NICA atau Nederlands Indie Civil Administration datang ke tanah air pada 1946 dan berniat ingin kembali menjajah NKRI, dengan semangat nasionalismenya KH Muhyidin memimpin langsung pertempuran melawan pasukan NICA di Jawa Barat khususnya di daerah Ciater, Isola, dan Cijawura.
"Banyak ulama di Jabar berjuang dengan ikhlas tanpa disebut nama. Generasi kini wajib memuliakanya," tutur Ridwan Kamil. Jo